Pengertian Privasi
Menurut Louis Alvin Day dalam bukunya
yang berjudul "Etics in Media Communication, [2006:132], mengatakan
bahwa Invasi privasi oleh media meliputi spektrum yang luas, mulai dari
reporter, hingga pengiklan. Pengiklan mengubah persoalan etik menjadi
persoalan ekonomi. Dalam kondisi persaingan media yang makin ketat, proses
invasi tersebut merupakan hal yang tak dapat dihindari. Namun
demikian, tetap saja hal tersebut menimbulkan dilema antara media dan
audiensnya.
Day sendiri mendefinisikan privasi
sebagai hak untuk dibiarkan atau untuk mengontrol publikasi yang tidak
diinginkan tentang urusan personal seseorang. Yang menjadi masalah adalah
sifat dasar media itu sendiri yang tidak akan membiarkan seseorang dengan
kesendiriannya. Tendensi media adalah pengungkapan [revelation], bukan
penyembunyian [concealment]. Privasi sebagai terminologi tidaklah berasal
dari akar budaya masyarakat Indonesia. Samuel D Warren dan Louis D
Brandeis menulis artikel berjudul “Right to Privacy” di Harvard Law Review
tahun 1890. Mereka seperti hal nya Thomas Cooley di tahun 1888
menggambarkan Right to Privacy sebagai Right to be Let Alone atau
secara sederhana dapat diterjemahkan sebagai hak untuk tidak di “usik” dalam
kehidupan pribadinya. Hak atas Privasi dapat diterjemahkan sebagai hak
dari setiap orang untuk melindungi aspek-aspek pribadi kehidupannya untuk
dimasuki dan dipergunakan oleh orang lain (Donnald M Gillmor, 1990 : 281).
Setiap orang yang merasa privasinya dilanggar memiliki hak untuk
mengajukan gugatan yang dikenal dengan istilah Privacy Tort.
NILAI PRIVASI
Ada sejumlah jawaban mengapa privasi penting bagi kita, yakni:
1. Privasi memberikan kemampuan untuk menjaga informasi pribadi yang
bersifat rahasia sebagai dasar pembentukan otonomi individu.
2. Privasi dapat melindungi dari cacian dan ejekan orang lain, khususnya
dalam masyarakat dimana toleransi masih rendah, dimana gaya hidup dan
tingkah laku aneh contoh nyata.
3. Privasi merupakan mekanisme untuk mengontrol reputasi seseorang.
Semakin banyak orang tahu tentang diri kita semakin berkurang kekuatan
kita untuk menentukan nasib kita sendiri. Contoh peredaran video mesum
Yahya Zaini dan Maria Eva, dimana rekaman tersebut sejatinya merupakan
privasi dari keduanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar